Minggu, 11 November 2012

Puzzle Of My Heart - IV

Ini part 4nya. Udah mulai gak nyambung ini. haha
Maaf ya kalo nggak berkenan =D


Akhirnya aku dan Nicky menghabiskan sepanjang jalan pulang dengan berdiam-diaman. Sampai akhirnya, kostku yang memisahkan kita sore itu.
“Makasih udah nganterin.” Kataku
“Ya.”
Nicky’s POV
          Itu senior apa’an banget sih, pake acara ngasih mie telur lagi ke Puput. Untung dia senior gw, kalo enggak liat aja deh. Kamunya juga Put, kayaknya kamu bahagia banget deket sama dia. Kamu tau gak kenapa mukaku asem? Itu karena aku cemburu sama kamu. Dan tau gak kenapa aku gak mau kamu tau kalo aku cemburu? Itu karena aku mau kamu deket aku sebagai sahabatku, bukan sebagai orang yang kusuka. Aku gak mau ada yang kamu tutup-tutupin karena aku suka kamu, aku gak mau rasa ini ngerusak hubungan kita sekarang. Aku gak mau kamu berubah dari kamu yang sekarang. Dan aku ingin rasa ini mengalir hingga akhirnya kamu tau apa yang kurasakan, tanpa aku mengatakannya kepadamu. Aku tahu kamu siapa kamu, dan aku tahu apa tabiatmu. Tenang saja, aku nggak akan ngerusak persahabatan kita. Aku cukup tau diri kok dengan ini. Cukup kamu tahu saja, aku cukup kecewa melihatmu deket dengan cowok lain, include Kian. Maafkan aku yang punya rasa hina ini.
*bip bip bip bip* suara ponsel gw membuyarkan lamunan gw malam itu.
Sebuah pesan baru dari nomor tak dikenal.
“Nicky. Benar?” begitu bunyinya
“Iya, siapa?” balasku
“Mark. Boleh nanya sesuatu?”
“Iya, mau nanya apa?”
“Kamu suka sama Puput?”
“Maaf, kenapa?” balasku
“Emm, enggak nanya aja.”
“Dia sahabatku bang. Tenang aja.” setelah itu, tak ada lagi balasan darinya. Kurasa, hanya aku saja yang perlu tau perasaanku. Tanpa kusadari, bibirku menyenandungkan lagu kesukaanku
Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous
I couldn't speak
In that very moment I found the one and
My life had found it's missing piece
So as long as I live I love you
will heaven hold you
You look so beautiful in white
~ neng Cacing
Perlu kalian ketahui, suaraku enak didengar. Cool but soft, seperti husky, perpaduan suara yang jarang ditemui dan menarik. Kalau kalian pengen dengerin suara emasku, aku biasa menggelar konser gratis di kelasku selama jam pelajaran kosong atau jam pulang sekolah.
***
Pagi itu, mentari bersinar cerah. Hari ini jadwalnya pake baju batik, gue pake baju batik kesukaan gue, motif gajah oling putih dengan paduan rok putih. Hari ini hari kamis, jadwalnya sistel :3, yang –bagiku- memuakkan. Dengan gontai aku memakai depatu dan mengunggu Nicky yang biasa mengajakku berangkat sekolah bersama. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dia datang juga. Oh God, dia ganteng banget hari ini, dengan batik motif gajah oling warna ungu yang dipadu dengan celana putihnya, jam tangan hitam yang setia bertengger di tangannya menambah ketampanannya. Sorot matanya yang berbinar serta wajahnya yang tertimpa sinar matahari membuatku semakin terpana dibuatnya.
“Heh, ngapain bengong? Gue cakep yah hari ini. Haha” katanya
“Apa? Itu tuh rambut lo, kayak monyet abis creambath aja.” Kataku mencari-cari alasan
“Alah, udah deh, semesta aja mendukung kegantengan gue, masak iya kamu gak mengakuinya.”
“Iya, iya lu ganteng hari ini.” Kata gue
“Apa? Ulang dong”
“No repeat. Udah ayok berangkat”
Tampilannya hari ini semakin membuatku terpesona, tingkah lakunya yang sedikit aneh, kekonyolannya,  serta semangatnya membuatku mengidolakannya.
“You look so beautiful in white.” Katanya tiba-tiba
“Eh? Apa?”
“Apa sih ? Gue nyanyi lagunya Shane Filan kok. Idih ke-PD-an”
“Oh. Kirain”
Gue kira lu nyanyi buat gue Nick. Eh ternyata gue salah. Hoams, Nick lu tu paling bisa buat gue melambung, tapi paling bisa juga buat gue patah.
Seperti biasa, kita pisah di koridor 1R, gue masuk kelas sedangkan dia masih lurus 1 kelas lagi buat ke kelasnya, 1R1. Masuk ke kelas masih sepi, maklum masih jam 6 lewat sedikit, masih ada Kian, Bryan dan beberapa tas yang pemiliknya entah ngeloyor kemana. Untung meja gue meja gue belum ada yang nempatin. Kya! Setelah meletakkan tas di samping tempat duduk Kian, gue ngambil sapu di belakang. Hari ini jadwal gue piket! Hoams -_-
Pas gue nyapu di meja gue, gak sengaja nih mata nemuin benda putih, entah apa itu. Seletah gue liat ternyata kertas, hampir aja gue buang, untung gue baca dulu isinya.
“Dare you : Baju batik putih. Temui aku di koridor atas sepulang sekolah. Don’t missing it. See you  J
Surat tanpa pengirim itu berakhir dengan senyum manis. Tulisannya sangat rapi, tak mungkin dari Nicky. Karena kutahu, tulisannya –sedikit– berantakan. Siapa penulis surat kaleng ini?
“Ki, tau nggak siapa yang naruh surat ini di kolong mejaku?”
“Kagak Put, aku aja juga baru dateng. Mungkin secret admirer kamu.”
“Masih aja percaya sama secret admirer. Basi lu Ki. Wlekkk”
Secret admirer, apa iya itu mungkin? Tapi, siapa? Nicky? Mark? Kian? Atau bahkan Bryan? Ah, aku semakin tak tau dengan cerita ini.
Sore itu, sepulang sekolah, gue naik ke lantai dua, yang sebelumnya gue minta Nicky buat balik duluan. Disana seperti biasa, sepi. Karena angkatan 19 yang menempati lantai 2 lagi  Prakerin selama 3 bulan. Dari jauh, kulihat tas coklat tua dengan pemiliknya yang mengenakan kemeja batik coklat terlihat memunggungiku. Derap kakiku menggema merayapi sudut-sudut lantai 2, tepat di depan ruang kepala sekolah –yang masih terbuka– dia membalikkan badannya. Dan ternyata, kacamata itu lagi, Mark. Why always he? Why not Nicky? Dia tersenyum.

Mau tau Mark ngapain? Stay in blogku ya =D

0 komentar:

Posting Komentar

 

Pandu Putri Pamungkas Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template