Nah , ini nih , chapter paling gak nyambungnya .
“Jadi aku kesini cuma buat tanding basket? Sayangnya
aku gak bisa maen basket.”
“Eh enggak kok, tunggu sini bentar. Aku bakal balik
lagi.” Katanya lalu berlalu meninggalkanku
Sekitar 10 menit aku mengunggu, dia gak juga datang.
Pengennya sih mau ninggalin, tapi kasian juga dianya. Tak lama itu, dia datang.
Kali ini, dengan 2 balon merah dan biru di tangannya. Ampun deh Mark, kayak
anak kecil aja.
“Nih, buat kamu.” Katanya sambil memberikan keduanya
buatku
“Nah, buat apa? Mau maen balon-balonan a sama aku?”
tanyaku
“Nih, buat kamu juga. Petusin salah satunya. Terserah
kamu”
Aku semakin tak mengerti dengan tingkahnya. Tapi,
kuturuti juga kemauannya. Kupetuskan balon yang biru. Suara letusannya menggema
si lapangan basket, membuatku sedikit kaget. Ada kertas di dalamnya.
“Baca kertasnya.” Pintanya
“Suatu hari, seorang malaikat akan melahirkan malaikat
kecil. Dia akan mengarungi dunia ini dan bertemu denganku. Mencari celah untuk
mengisi hatiku, menjadikanku seorang
yang akan melindunginya. So, would you be my girl?”
Kuserngitkan dahiku menatapnya.
“Maaf, aku tak bisa merangkai kata-kata. Hanya itu
yang bisa mewakilkan perasaanku.”
“Mark? Kamu serius?”
“I’m serius hubby. So, what your answer”
“Emmm, yes I will.” Kataku malu
“What? Can you repeat?”
“Yes, I will.”
“Will? Will for what?”
“Yes, I will be your girl.”
“Em, thanks hubby”
“Urwell. Mark, udah mau maghrib deh kayaknya. Pulang
yuk.” Ajakku
“Ayok.” Katanya sambil menggandeng tanganku
09 November 2012, Mark resmi menjadi pacarku.
“Selamat ya, langgeng ya sama Princenya.” Sebuah pesan
masuk inbox ponselku, dari Nicky
“Kamu tau Nick?”
“Iya, tadi aku gak sengaja liat kalian berdua di
lapangan basket. Sory ya aku tadi ngintip hehe.”
Terus Nicky gimana? Tetep pantengin blog ini yah . =D
0 komentar:
Posting Komentar