Ini part 4nya. Udah mulai gak nyambung ini. haha
Maaf ya kalo nggak berkenan =D
Maaf ya kalo nggak berkenan =D
Akhirnya
aku dan Nicky menghabiskan sepanjang jalan pulang dengan berdiam-diaman. Sampai
akhirnya, kostku yang memisahkan kita sore itu.
“Makasih
udah nganterin.” Kataku
“Ya.”
Nicky’s POV
Itu senior apa’an banget sih, pake
acara ngasih mie telur lagi ke Puput. Untung dia senior gw, kalo enggak liat
aja deh. Kamunya juga Put, kayaknya kamu bahagia banget deket sama dia. Kamu
tau gak kenapa mukaku asem? Itu karena aku cemburu sama kamu. Dan tau gak
kenapa aku gak mau kamu tau kalo aku cemburu? Itu karena aku mau kamu deket aku
sebagai sahabatku, bukan sebagai orang yang kusuka. Aku gak mau ada yang kamu
tutup-tutupin karena aku suka kamu, aku gak mau rasa ini ngerusak hubungan kita
sekarang. Aku gak mau kamu berubah dari kamu yang sekarang. Dan aku ingin rasa
ini mengalir hingga akhirnya kamu tau apa yang kurasakan, tanpa aku
mengatakannya kepadamu. Aku tahu kamu siapa kamu, dan aku tahu apa tabiatmu.
Tenang saja, aku nggak akan ngerusak persahabatan kita. Aku cukup tau diri kok
dengan ini. Cukup kamu tahu saja, aku cukup kecewa melihatmu deket dengan cowok
lain, include Kian. Maafkan aku yang punya rasa hina ini.
*bip bip bip bip* suara ponsel gw
membuyarkan lamunan gw malam itu.
Sebuah
pesan baru dari nomor tak dikenal.
“Nicky.
Benar?” begitu bunyinya
“Iya,
siapa?” balasku
“Mark.
Boleh nanya sesuatu?”
“Iya,
mau nanya apa?”
“Kamu
suka sama Puput?”
“Maaf,
kenapa?” balasku
“Emm,
enggak nanya aja.”
“Dia
sahabatku bang. Tenang aja.” setelah itu, tak ada lagi balasan darinya. Kurasa,
hanya aku saja yang perlu tau perasaanku. Tanpa kusadari, bibirku menyenandungkan
lagu kesukaanku
Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous
I couldn't speak
In that very moment I found the one and
My life had found it's missing piece
So as long as I live I love you
will heaven hold you
You look so beautiful in white~ neng Cacing
But when we first met
I got so nervous
I couldn't speak
In that very moment I found the one and
My life had found it's missing piece
So as long as I live I love you
will heaven hold you
You look so beautiful in white~ neng Cacing
Perlu kalian ketahui, suaraku enak didengar. Cool but
soft, seperti husky, perpaduan suara yang jarang ditemui dan menarik. Kalau
kalian pengen dengerin suara emasku, aku biasa menggelar konser gratis di
kelasku selama jam pelajaran kosong atau jam pulang sekolah.
***
Pagi itu, mentari bersinar cerah. Hari ini jadwalnya
pake baju batik, gue pake baju batik kesukaan gue, motif gajah oling putih
dengan paduan rok putih. Hari ini hari kamis, jadwalnya sistel :3, yang
–bagiku- memuakkan. Dengan gontai aku memakai depatu dan mengunggu Nicky yang
biasa mengajakku berangkat sekolah bersama. Setelah sekian lama menunggu,
akhirnya dia datang juga. Oh God, dia ganteng banget hari ini, dengan batik
motif gajah oling warna ungu yang dipadu dengan celana putihnya, jam tangan
hitam yang setia bertengger di tangannya menambah ketampanannya. Sorot matanya
yang berbinar serta wajahnya yang tertimpa sinar matahari membuatku semakin
terpana dibuatnya.
“Heh, ngapain bengong? Gue cakep yah hari ini. Haha”
katanya
“Apa? Itu tuh rambut lo, kayak monyet abis creambath
aja.” Kataku mencari-cari alasan
“Alah, udah deh, semesta aja mendukung kegantengan
gue, masak iya kamu gak mengakuinya.”
“Iya, iya lu ganteng hari ini.” Kata gue
“Apa? Ulang dong”
“No repeat. Udah ayok berangkat”
Tampilannya hari ini semakin membuatku terpesona,
tingkah lakunya yang sedikit aneh, kekonyolannya, serta semangatnya membuatku mengidolakannya.
“You look so beautiful in white.” Katanya tiba-tiba
“Eh? Apa?”
“Apa sih ? Gue nyanyi lagunya Shane Filan kok. Idih
ke-PD-an”
“Oh. Kirain”
Gue kira lu nyanyi buat gue Nick. Eh ternyata gue
salah. Hoams, Nick lu tu paling bisa buat gue melambung, tapi paling bisa juga
buat gue patah.
Seperti biasa, kita pisah di koridor 1R, gue masuk
kelas sedangkan dia masih lurus 1 kelas lagi buat ke kelasnya, 1R1. Masuk ke
kelas masih sepi, maklum masih jam 6 lewat sedikit, masih ada Kian, Bryan dan
beberapa tas yang pemiliknya entah ngeloyor kemana. Untung meja gue meja gue
belum ada yang nempatin. Kya! Setelah meletakkan tas di samping tempat duduk
Kian, gue ngambil sapu di belakang. Hari ini jadwal gue piket! Hoams -_-
Pas gue nyapu di meja gue, gak sengaja nih mata nemuin
benda putih, entah apa itu. Seletah gue liat ternyata kertas, hampir aja gue
buang, untung gue baca dulu isinya.
“Dare you : Baju batik putih. Temui aku di koridor
atas sepulang sekolah. Don’t missing it. See you J”
Surat tanpa pengirim itu berakhir dengan senyum manis.
Tulisannya sangat rapi, tak mungkin dari Nicky. Karena kutahu, tulisannya
–sedikit– berantakan. Siapa penulis surat kaleng ini?
“Ki, tau nggak siapa yang naruh surat ini di kolong
mejaku?”
“Kagak Put, aku aja juga baru dateng. Mungkin secret
admirer kamu.”
“Masih aja percaya sama secret admirer. Basi lu Ki.
Wlekkk”
Secret admirer, apa iya itu mungkin? Tapi, siapa?
Nicky? Mark? Kian? Atau bahkan Bryan? Ah, aku semakin tak tau dengan cerita
ini.
Sore itu, sepulang sekolah, gue naik ke lantai dua,
yang sebelumnya gue minta Nicky buat balik duluan. Disana seperti biasa, sepi.
Karena angkatan 19 yang menempati lantai 2 lagi
Prakerin selama 3 bulan. Dari jauh, kulihat tas coklat tua dengan
pemiliknya yang mengenakan kemeja batik coklat terlihat memunggungiku. Derap kakiku
menggema merayapi sudut-sudut lantai 2, tepat di depan ruang kepala sekolah
–yang masih terbuka– dia membalikkan badannya. Dan ternyata, kacamata itu lagi,
Mark. Why always he? Why not Nicky? Dia tersenyum.
Mau tau Mark ngapain? Stay in blogku ya =D
0 komentar:
Posting Komentar